Provinsi Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses akulturasi cultural atau perpindahan suatu cultur religius bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan dua suku terbesar di Kalimantan Barat yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa. Pada mulanya bangsa Dayak mendiami pesisir Kalimantan Barat, hidup dengan tradisi dan budayanya masing-masing, kemudian datanglah pedagang dari gujarab beragama islam (Arab Melayu) dengan tujuan jual beli barang-barang dari dan kepada masyarakat Dayak, kemudian karena seringnya mereka berinteraksi, bolak-balik mengambil dan mengantar barang-barang dagangan dari dan ke Selat Malaka, menyebabkan mereka berkeinginan menetap di daerah baru yang mempunyai potensi dagang yang besar bagi keuntungan mereka.
Sebagai daerah tujuan wisata, Kalimantan Barat memiliki daya tarik yang multi dimensional bagi pengunjung. Ultimasi keberagaman budaya, keindahan alam hayati dengan atraksi yang menakjubkan akan memberikan kenangan tersendiri bagi semua pengunjung. Ketertarikan wisatawan dunia tehadap Kalimantan Barat dikarenakan keramahan masyarakat. Fenomena alam yang spektakuler terhadap peredaran matahari melintasi garis khatulistiwa merupakan popularitas Tugu Khatulistiwa dan atraksi lainnya di Kalimantan Barat. Daerah Kalimantan Barat terdiri dari 14 Kabupaten dan Kota yang masing-masing memiliki keanekaragaman budaya, bahasa dan keindahan alamnya.
Di Kalimantan Barat ada sekitar 150-an sub suku Dayak, yang masing-masing memiliki kekhasan budaya. Tetapi semuanya memiliki sifat religius sekaligus excotik. Religius, karena unsur-unsur budaya itu selalu mengandung pemuaan dan doa kepada Yang Maha Kuasa. Excotik, penuh daya tarik dan menantang untuk dipahami lebih dalam. Sedangkan excotisme budaya Dayak terutama tampak dalam tampilan indah berbagai peralatan, seni tari, seni ukir, seni anyam, seni musik, berbagai upacara adat dan sikap terhadap alam sekitar.
0 komentar