SEKILAS TENTANG BORNEO DAYAK EXOTIC

Diposting oleh BORNEO DAYAK EXOTIC Senin, 14 Maret 2011 0 komentar


Proses perkembangan suatu daerah tidak hanya dilihat dari sisi politik, ekonomi, pendidikan tetapi juga dari sisi kebudayaannya, dimana kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan ungkapan dan pengalamannya serta menjadi landasan terbentuknya prilaku (tingkah laku) masyarakat. Perkembangan perekonomian yang pesat namun tidak diimbangi dengan perkembangan kebudayaan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam proses pembangunan, karena kebudayaan merupakan identitas suatu daerah yang membedakannya dengan daerah lainnya. Ketidakperdulian akan perkembangan kebudayaan, lama kelamaan akan menyebabkan generasi muda tidak mengenal kebudayaan sendiri, sehingga lambat laun akan menghilangkan identitas daerah itu sendiri.
Visit Kalbar merupakan sebuah motivasi buat kami melaksanakan kegiatan ini dimana salah satu alasan melaksanakan kegiatan ini adalah dapat menarik wisatawan nusantara dan mancanegara tertarik untuk berkunjung dan mengenal kebudayaan Kalbar. Dalam kegiatan ini pula sekaligus memperkenalkan, menginformasikan dan mempromosikan event-event budaya yang akan dilaksanakan mendatang dan tempat-tempat wisata yang ada di Kalimantan Barat. Seperti Naik Danggo dan Gawai Dayak.
Borneo Dayak Exotic (BODEX) merupakan sebuah kegiatan yang bergerak dalam bidang Kebudayaan yang dimotori oleh Kaum Muda Borneo Kalimantan Barat yang merasa terpanggil untuk terus melestarikan, mengembangkan serta memperkenalkan  kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Kegiatan ini bertemakan INDONESIA THE ORIGIN ASIA. Kegiatan ini bertujuan : untuk memperkenalkan kebudayaan, sebagai sarana untuk terus melestarikan kebudayaan Dayak dan yang ada di Kalimantan Barat. Adapun beberapa jenis materi kegiatan yang ditampilkan adalah :

*      Pameran Lukisan dan Kerajinan Tangan Khas Dayak
Pameran ini menampilkan lukisan-lukisan khas Dayak dan memamerkan beragam jenis kerajinan tangan khas Dayak. Kerajinan tangan khas Dayak terdiri dari barang yang terbuat dari anyaman manic-manik, ukiran kayu, kain tenun yang masih dibuat secara manual. Selain kerajinan tangan kami juga memamerkan beberapa model busana khas Dayak. Disini para pengunjung juga diperbolehkan untuk mencoba dan berfoto  menggunakan busana tersebut. Beberapa kuliner khas Kalbar juga ada dipamerkan. 

*      Olah Raga Tradisional
Beberapa jenis olah raga tradisional khas Dayak adalah Sumpit dan Gasing. Para pengunjung di persilahkan untuk mencoba permainan ini. 

*      Upacara Adat
Salah satu upacara adat khas Dayak yang akan kami tampilkan adalah UPACARA ADAT BABUAR. Upacara adat Dayak Kanayatn ini dilaksanakan setiap tahun biasa dilakukan dibidang pertanian untuk melakukan tolak bala agar terhindar dari segala serangan penyakit tanaman maupun mara bahaya dan dapat pula mengatur perilaku manusia dengan alam. Ritual adat babuar dilaksanakan setelah adanya adat lima  yang diberikan Ne’ Ragama kepada  Singa Matas, Ne’ Taguh dan Ria Sinir paska perdamaian Dayak mengayau tahun 1890

*      Pergelaran Budaya
Beberapa jenis pergelaran budaya yang akan kami tampilkan adalah :
1.      TARI-TARIAN
a.       PANGILA’ ALO
Enggang simbol Suku Dayak layaknya burung merpati yang menyimbolkan kesucian dan keabadian. Burung Enggang merupakan burung langka yang sangat sulit ditemukan di hutan Borneo, ini dikarenakan pengrusakkan hutan Borneo yang terus menerus terjadi serta perburuan liar untuk diambil bulu dan paruhnya. Maka dari itu diangkatlah sebuah tari yang bernama Tari Panggila’ Alo. Tari ini menceritakan tentang kebiasaan kaum muda Dayak yang senang berburu. Salah satu hewan yang biasa mereka buru adalah burung Enggang (Alo). Dimana burung tersebut biasa mereka pelihara dan dijadikan teman bermain mereka. Maka teri ini menceritakan tentang persahabatan manusia dengan burung Enggang. Tari ini diangkat dari gerak tari dan musik Dayak yang sudah dikreasikan.

b.      TARI TANAH PARENEATN
JERITAN BELANTARAKU…
Hamparan hijau hutan belantaraku…
Air yang mengalir bagai membelah bumiku…
Angin bertiup sepoy… diiringi kicau burung…
Kini…
Hijauku hilang berganti merah… Airku kering berganti debu…
Anginpun bertiup kencang… tanpa diiringi kicau burung lagi…
Jika aku boleh berkata…
Air yang mengalir tanpa terbendung… itulah air mataku…
Kobaran api yang membakar hijauku… itulah amarahku…
Jika aku bisa menjerit… Kuhanya ingin katakan…
Jangan sakiti aku… Biarkan anak cucumu…
Bisa terus menikmati keindahanku…
Tari ini menceritakan tentang kekayaan tanah Borneo. Dimana dahulu hutan borneo sangat indah dan subur, namun kini hutan itu mulai hilang. Berdasarkan pengalaman itulah maka terciptalah tari Tanah Pareneatn. Dimana pesan moral yang ingin kami sampaikan adalah sebagai kaum muda kalau bukan kita yang menjaga alam dan seluruh peninggalan nenek moyang kita lalu sipa lagi yang akan menjaganya untuk kemudian kita wariskan kembali ke anak cucu. Tari ini diangkat dari gerak dan musik Dayak yang telah dikreasikan.

c.       TARI JONGGAN
Tari ini biasa ditampilkan pada saat pesta pernikahan atau pesta panen padi. Tari Jonggan termasuk tari hiburan yang mengikat rasa kebersamaan dalam suasana gembira sehingga tercipta rasa saling mencintai. Pada acara ini biasanya lebih digemari oleh kaum muda Dayak, mereka bersukaria bahkan dijadikan ajang pencarian jodoh.

d.      TARI BARAS KUNING
Tari ini merupakan tari untuk menyambut tamu dari jauh atau tamu-tamu yang agung yang  datang pada acara-acara gawai atau adat atau upacara-upacara besar lainnya. Sesuai dengan nama tarian ini, tari baras kuning selain untuk hiburan, juga sebagai tanda keramah-tamahan tuan rumah dan penghormatan kepada tamu-tamu yang datang.

2.      LAGU-LAGU
*      Indona
*      Tanah Pareneatn
*      Kayu Ara
*      Ma’ Inang
*      Male’en
*      Kamang Bapanggel
*      Talinsikng
*      Dayakng Sirea
*      dsb


3.      MUSIK
*      Musik Perkusi
*      Music sape’
*      Etnic Progresif

| edit post

SEKILAS TENTANG DAYAK

Diposting oleh BORNEO DAYAK EXOTIC 0 komentar


Dayak merupakan sebutan bagi penduduk asli di pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan terbagi berdasarkan wilayah administratif yang mengatur wilayahnya, mansing-masing terdiri dari Kalimantan Timur ibu kotanya Samarinda, Kalimantan Selatan ibu kotanya Banjarmasin, Kalimantan tengah ibu kotanya Palangkaraya dan Kalimantan Barat ibu kotanya Pontianak. Kelompok suku dayak terbagi dalam sub-sub Suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J.U.Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merajuk pada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka. Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U.Lontaan, 1975 dalam bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar diseluruh Kalimantan. Kuatnya arus urbanisasi yang membawa pengaruh dari luar, seperti Melayu menyebabkan mereka menyingkir semakin jauh ke pedalaman dan perbukitan di seluruh Kalimantan.
Salah satu suku terbesar Dayak adalah Kanayatn. Dayak Kanayatn adalah satu dari sekian ratus sub suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, tepatnya di daerah Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak serta Kabupaten Bengkayang, sebagian kecil di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggau. Pakaian tradisional suku Dayak Kanayatn terbuat dari kulit Tarab atau Kapuak/Kapoa’. Bajunya berbentuk rompi yang disebut baju Marote  atau baju Uncit. Cawatnya terbuat dari kain tenun atau kulit kayu yang di sebut kapoa. Serta mahkota atau ikat kepala yang dalam bahasa Ahe di sebut Tengkulas. Tengkulas ini biasanya dihiasi dengan bulu Ruai/Kuau Raja, serta bulu Enggang. Terkadang, jika bulu Ruai tidak ada bias diganti dengan  Anjung Merah.
Religi asli suku Dayak  Kanayatn tidak terlepas dari adat istiadat mereka. Bahkan dapat dikatakan adat menegaskan identitas religius mereka.  Dalam praktek sehari-hari, orang Dayak Kanayatn tidak pernah menyebut agama sebagai normativitas  mereka melainkan adat. System religi ini bukanlah sistem hindu kahuringan seperti dikenal oleh  orang-orang pada umumnya. Orang Dayak Kanayatn menyebut Tuhan dengan istilah mereka Jubata. Jubata inilah yang dikatakan menurunkan adat kepada nenek moyang Dayak Kanayatn yang berlokasi di Bukit Bawakng. Dalam mengungkapkan kepercayaan kepada Jubata, mereka memiliki tempat ibadah yang disebut panyugu atau padagi. Selain itu diperlukan juga seorang imam panyangahatn  yang menjadi seorang penghubung antara manusia dengan Tuhan (Jubata).
Dayak Kanayatn memakai bahasa Ahe/Nana’ serta Damea/Jare dan yang serumpun. Sebenarnya secara isologis (garis yang menghubungkan persamaan dan perbedaan kosa kata yang serumpun) sangat sulit merinci khasanah bahasanya. Ini dikarenakan bahasa yang dipakai sarat dengan berbagai dialek dan juga logat pengucapan. Beberapa contohnya ialah : banyak orang Kanayatn yang mendiami wilayah Meranti (Landak) yang memakai bahasa Ahe/Nana’ terbagi lagi kedalam bahasa Behe, Padakng Bekambai dan bahasa Moro. Dayak Kanayatn yang berada di kawasan Menyuke (Landak) terbagi dalam bahasa Satolo-Ngelampa, Songga Batukng-Ngalampa’ dan Angkabakng-Ngabukit. Selain itu percampuran dialek dan logat menyebabkan percampuran bahasa menjadi bahasa baru. 

| edit post

SEKILAS TENTANG KALIMANTAN BARAT

Diposting oleh BORNEO DAYAK EXOTIC Minggu, 13 Maret 2011 0 komentar


             Provinsi Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses akulturasi cultural atau perpindahan suatu cultur religius bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan dua suku terbesar di Kalimantan Barat yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa. Pada mulanya bangsa Dayak mendiami pesisir Kalimantan Barat, hidup dengan tradisi dan budayanya masing-masing, kemudian datanglah pedagang dari gujarab beragama islam (Arab Melayu) dengan tujuan jual beli barang-barang dari dan kepada masyarakat Dayak, kemudian karena seringnya mereka berinteraksi, bolak-balik mengambil dan mengantar barang-barang dagangan dari dan ke Selat Malaka, menyebabkan mereka berkeinginan menetap di daerah baru yang mempunyai potensi dagang yang besar bagi keuntungan mereka.
            Sebagai daerah tujuan wisata, Kalimantan Barat memiliki daya tarik yang multi dimensional bagi pengunjung. Ultimasi keberagaman budaya, keindahan alam hayati dengan atraksi yang menakjubkan akan memberikan kenangan tersendiri bagi semua pengunjung. Ketertarikan wisatawan dunia tehadap Kalimantan Barat dikarenakan keramahan masyarakat. Fenomena alam yang spektakuler terhadap peredaran matahari melintasi garis khatulistiwa merupakan popularitas Tugu Khatulistiwa dan atraksi lainnya di Kalimantan Barat. Daerah Kalimantan Barat terdiri dari 14 Kabupaten dan Kota yang masing-masing memiliki keanekaragaman budaya, bahasa dan keindahan alamnya.
Di Kalimantan Barat ada sekitar 150-an sub suku Dayak, yang masing-masing memiliki kekhasan budaya. Tetapi semuanya memiliki sifat religius sekaligus excotik. Religius, karena unsur-unsur budaya itu selalu mengandung pemuaan dan doa kepada Yang Maha Kuasa. Excotik, penuh daya tarik dan menantang untuk dipahami lebih dalam. Sedangkan excotisme budaya Dayak terutama tampak dalam tampilan indah berbagai peralatan, seni tari, seni ukir, seni anyam, seni musik, berbagai upacara adat dan sikap terhadap alam sekitar.

| edit post

JONGGAN

Diposting oleh BORNEO DAYAK EXOTIC 0 komentar

Jonggan Merupakan kesenian daerah dayak Kanayant yang sejak dulu sudah ada dan sampai sekarang masih jadi budaya kesenian daerah.Jonggan juga sering di tampilkan di pesta-pesta besar seperti: Gawai Dayak,pesta Perkawinan,dan hiburan Pasar malam.Alat musik yang serba tradisonal seperti,Aggung(Gong),Dau,Suling,Gendang dan yang ciri khasnya musik ini adal sebuah Pluit,dari segi pakaian mereka yang memainkan alat musik berpakaian bebas rapi,kecuali di sebuah acara resmi mereka mengunakan pakaian adat dayak,sedangkan untuk penari Jonggan berpakaian Kebaya Ala orang mau keundangan ini adalah ciri khas Jonggan.dengan penggaruh luar jonggan sekarang hampir jarang di lihat penampilannya baik di acara resmi mau pun pesta-pesta di kampung.ini merupakan persaingan seni kebudayan lokal dan Barat,coba kita lihat di mana-mana ada pesta-pesta baik lokal mau pun Resmi seperti HUT-RI jarang sekali di tampilkan kesenian budaya lokal seperti jonggan yang memenuhi lapangan adalah,Band,Karoke tempel,ini yang bisa menghibur para penikmat musik seperti orang-orang muda.untuk penikmat kesenian daerah hanya orang tua yang sudah peot.
Di Kal-Bar sekarang Jonggan telah di lestarikan oleh sangar-sangar dari berbagai Kabupaten, untuk menghidupkan kembali kesenian daerah kita yang telah mati.Sangar-sangar ini bisa menjadi tombak pelestarian kebudayaan lama baik dari segi tari-tarian,tarik suara dan banyak lagi kegiatan yang ada dalam sangar tergantung bagaimana sang ketua sanggar mengatur waktu latihan untuk anak di sanggar.

Borneo Dayak Exotic © 2011. Design by :Borneo Dayak Exotic Edited By : BDE